Mereka yang Takluk di Hadapan Korupsi: Antologi Puisi Esai
Satrio ArismunandarMembaca kasus-kasus besar yang dipilih penulis ibarat menyingkap kembali memori lama yang mungkin sudah mulai hilang dalam ingatan kita. Melengkapi dan mengoreksi untaian kisah seperti memperbaiki puzzle yang terserak dalam ingatan kita. Boleh jadi kontemplasi penulis tidak cocok dengan pandangan pembaca tanpa bisa diprotes, baik karena alasan subjektif atau alasan lain yang dianggap sahih oleh pembaca.
Tulisan ini diharapkan dapat menggugah nurani pembaca, betapa korupsi di negeri ini sudah tertanam sangat dalam di setiap sekat birokasi, termasuk lembaga paling bergengsi Mahkamah Konstitusi yang lahir pasca reformasi. Muda usia suatu lembaga ternyata tidak berarti muda pengalaman korupsi. Percepatan pola korupsi ditentukan oleh individu yang menjalankannya. Tulisan ini sangat perlu dibaca oleh mereka yang punya rasa keprihatinan yang dalam, ke arah mana republik ini akan dikendalikan oleh koruptor berkedok birokrat di pemerintahan, parlemen, maupun pengadilan.
Lima kasus yang jadi objek bahasan dalam tulisan ini memenuhi kriteria “big fish” menurut teori-teori anti korupsi dari sisi subjek, objek, efek deteren jangka pendek dan jangka panjang, maupun dari sudut pandang kegagalan negara dalam mencegah tumbuh-suburnya korupsi. Bisa juga dilihat sebagai kulminasi pola korupsi pasca rezim Soeharto.